Jumat, 06 Oktober 2017

Arsitektur dan Lingkungan


   A.   Pengertian Arsitektur dan Lingkungan    

Berdasarkan kamus,  kata arsitektur (architecture), berarti seni dan ilmu membangun bangunan. Menurut asal kata yang membentuknya,  yaitu Archi = kepala,  dan techton = adalah karya kepala tukang. Arsitektur dapat pula diartikan tukang,  maka architecture sebagai suatu pengungkapan hasrat ke dalam suatu media yang mengandung keindahan. Berdasarkan anggaran dasar Ikatan Arsitektur Indonesia,  arsitektur didefinisikan sebagai wujud hasil penerapan pengetahuan,  ilmu,  teknologi,  dan seni secara utuh dalam menggubah ruang dan lingkungan binaan,  sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia.

Arsitektur adalah seni yang dilakukan oleh setiap individual untuk berimajinasikan diri mereka dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas,  arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan,  mulai dari level makro yaitu perencanaan kota,  perancangan perkotaan,  arsitektur lanskap,  hingga ke level mikro yaitu desain bangunan,  desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Lingkungan adalah kombinasi antara kondisi fisik yang mencakup keadaan sumber daya alam seperti tanah,  air,  energi surya,  mineral,  serta flora dan fauna yang tumbuh di atas tanah maupun di dalam lautan,  dengan kelembagaan yang meliputi ciptaan manusia seperti keputusan bagaimana menggunakan lingkungan fisik tersebut. Lingkungan juga dapat diartikan menjadi segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan mempengaruhi perkembangan kehidupan manusia. Lingkungan terdiri dari komponen abiotik dan biotik. Komponen abiotik adalah segala yang tidak bernyawa seperti tanah,  udara,  air,  iklim,  kelembaban,  cahaya,  bunyi. Sedangkan komponen biotik adalah segala sesuatu yang bernyawa seperti tumbuhan,  hewan,  manusia dan mikro-organisme (virus dan bakteri). Ilmu yang mempelajari lingkungan adalah ekologi.

Arsitektur lingkungan adalah ilmu bangun membangun yang berkaitan dengan perencanaan tata kota,  landscape planning,  urban design,  interior maupun eksterior yang memperhatikan kondisi fisik sumber daya alam,  yang meliputi air,  tanah,  udara,  iklim,  cahaya,  bunyi dan kelembapan. Arsitektur lingkungan sangat berkaitan erat dengan arsitektur hijau (green architecture).

   B.    Konsep Arsitektur dan Linkungan

Menurut KBBI, Konsep adalah rancangan atau ide yang diabstrakan dari peristiwa konkret. Konsep merupakan gagasan ide dengan menggabungkan segala unsur sintesa / analisis agar ide tersebut dapat berkembang dan menyempurnakan ide itu sendiri. Dalam arsitektur, konsep itu sendiri sangatlah penting karena untuk membangun sebuah bangunan kita membutuhkan konsep. Dalam konsep itulah, seorang arsitek dapat menyimpulkan bangunan dengan bentuk seperti apa yang ingin ia buat berdasarkan tema yang ia buat.

Konsep arsitektur dan lingkungan yang paling dikenal oleh para arsitektur adalah Green Architecture atau Arsitektur hijau. Green Architecture merupakan konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal. Terdapat beberapa prinsip yang diterapkan dalam Green Architecture ini

1.       Hemat energi / Conserving energy

Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam sekitar lokasi bangunan ).

2.       Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate

Mendisain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi tapak kita, dan sumber energi yang ada.

3.       Minimizing new resources

Mendisain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumberdaya alam yang baru, agar sumberdaya tersebut tidak habis dan dapat digunakan di masa mendatang/ Penggunaan material bangunan yang tidak berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam.

4.       Tidak berdampak negatif bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut / Respect for site

Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak lingkungan yang ada ).

5.       Merespon  keadaan tapak dari bangunan / Respect for user

Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

6.       Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism

Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai kebutuhan bangunan kita.

Selain itu juga, Green Architeture ini mempunyai sifat sifat, diantaranya :

1.       Sustainable ( Berkelanjutan )

Berkelanjutan berarti bangunan arsitektur hijau tetap bertahan dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang signifikan tanpa merusak alam sekitar.

2.       Earthfriendly ( Ramah lingkungan )

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan berkonsep arsitektur hijau apabila bangunan tersebut tidak bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap lingkungan disini tidak hanya dalam perusakkan terhadap lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep arsitektur hijau mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan aspek – aspek pendukung lainnya.

3.       High performance building.

Bangunan berkonsep arsitektur hijau mempunyai satu sifat yang tidak kalah pentingnya dengan sifat – sifat lainnya. Sifat ini adalah “High performance building. Salah satu fungsinya ialah untuk meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari alam (Energy of nature) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi (High technology performance). Contohnya :

a.    Penggunaan panel surya (Solar cell) untuk memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik rumahan.    
   
b.    Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang, penggunaan konstruksi – konstruksi maupun bentuk fisik dan fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep arsitektur hijau.

Secara sederhana konsep Green Architecture bisa diterapkan dalam rancangan rumah sederhana sekalipun, hanya apakah ada goodwill atau tidak untuk penerapannya. Konsep-konsep sederhana seperti rumah hemat listrik, hemat air, dan sebagainya dapat mulai diterapkan untuk mengantisipasi berkurangnya sumber listrik dan air di kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan Prinsip serta Sifat sifat yang diterapkan dalam Green Architecture. Konsep ini sangatlah positif. Tidak hanya untuk alam saja, namun juga manusia sekitar. Karena itulah konsep ini banyak digunakan oleh para arsitektur sekarang.

   C.  Bangunan Hemat Energi

Penghematan  energi  melalui  rancangan  arsitektur  mengarah  pada  penghematan penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, atau peralatan listrik lain  dalam  bangunan.  Bagaimana  arsitektur  bangunan  sedemikian  rupa  dirancang  agar ruangan  cukup terang  tanpa banyak menggunakan  lampu dan agar  udara dalam  ruang dapat sejuk tanpa bantuan mesin AC. Bagaimana penerangan dan pendinginan udara dapat dilakukan secara alamiah tanpa menggantungkan peralatan listrik yang konsumtif terhadap energi yang bersumber dari BBM.

Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengkonsumsi  energi listrik  yang bersumber  dari  BBM.  Kebutuhan energi  perkapita dan nasional  dapat  ditekan  jika  secara  nasional bangunan  dirancang dengan konsep  hemat energi.  

Bangunan Hemat Energi adalah bangunan yang tidak terlalu banyak menggunakan energi dari bumi, dan tidak mencemarkan lingkungan seperti air, udara, dan tanah. karena jaman sekarang sudah terjadinya pemanasan global seperti, atmosfer yang bolong, naiknya permukaan air laut di karenakan panasnya permukaan bumi ini. bukan hanya itu, energi energi di bumi seperti minyak bumi, pohon, air di bumi sudah banyak sekali pengurangan.

Sesuai dengan pengertiannya, bangunan hemat energi lebih merujuk kepada konsep Green Archicteture dimana prinsip – prinsip yang digunakan adalah menjaga dan menggunakan alam sebaik mungkin. Sehingga kedepannya nanti masih terdapat sisa cadangan alam (yang  dapat maupun tidak dapat diperbaharui) masih dapat digunakan dengan baik.

Salah satu contoh bangunan yang menggunakan ide bangunan hemat energy yaitu Building and Construction Academy (BCA) yang terdapat di Singapura. Bangunan tersebut menjadi sebuah kompleks bangunan yang tidak menggunakan energy sama sekali atau yang disebut dengan ZEP (Zero Energy Building). Mengapa? Karena bangunan yang dirancang oleh DP Architect itu memproduksi energi untuk keperluan sehari-hari dengan menggunakan panel tenaga matahari. Selain menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energi, mereka juga menampung air hujan untuk digunakan sebagai toilet.

           http://www.solaripedia.com/13/388/5454/singapore_zero_energy_building_windows.html

https://www.designboom.com/architecture/dp-architects-zero-energy-building-bca-academy-singapore-01-17-2015/

Sumber :


0 komentar:

Posting Komentar