Selasa, 17 Januari 2017

Profil Arsitektur : Soejodi Wirjoatmodjo

   Pendahuluan

"Arsitek" berasal dari Latin architectus, dan dari bahasa Yunani: architekton (master pembangun), arkhi (ketua) + tekton (pembangun, tukang kayu). Arsitek adalah seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau ahli lingkungan binaan. Istilah arsitek seringkali diartikan secara sempit sebagai seorang perancang bangunan, adalah orang yang terlibat dalam perencanaan, merancang, dan mengawasi konstruksi bangunan, yang perannya untuk memandu keputusan yang memengaruhi aspek bangunan tersebut dalam sisi astetika, budaya, atau masalah sosial. Definisi tersebut kuranglah tepat karena lingkup pekerjaan seorang arsitek sangat luas, mulai dari lingkup interior ruangan, lingkup bangunan, lingkup kompleks bangunan, sampai dengan lingkup kota dan regional. Karenanya, lebih tepat mendefinisikan arsitek sebagai seorang ahli di bidang ilmu arsitektur, ahli rancang bangun atau lingkungan binaan.

Di Indonesia, banyak sekali bangunan bangunan megah dan unik. Rancangan yang begitu spesifik dan kokoh yang dibuat oleh para Arsitek Indonesia yang profesional. Seringkali banyak orang yang tidak tahu siapa yang merancang dan mendesign bangunan tersebut, seringkali juga orang penasaran siapa yang membuat bangunan tersebut.  Oleh karena itu, di pembahasan kali ini saya akan mendeskripsikan salah satu Arsitekt Indonesia yang telah memberikan jasanya dengan mendesign bangunan yang indah serta megah dan berfungsi penting di Indonesia.

Analisa



+ Profil
Soejoedi Wirjoatmodjo, lahir  27 Desember 1928 di Rembang, Jawa Tengah. Meninggal pada tahun 1966. Beliau mengenyam pendidikan arsitektur di Tech-nische Hodgeschool Bandung, yang sekarang berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung. Beliau kemudian mendapatkan beasiswa dari pemerintah Prancis untuk meneruskan studi di Lecole des Beaux-Arts. Lalu beliau pindah lagi Tech-nische Hodgeschool, Delft, Belanda. Lalu berpindah lagi ke Technische Uni Versitat di Berlin Barat, Jerman.

+  Sejarah
Pada tahun 1961, beliau kembali ke Indonesia untuk menggantikan Prof. Ir. Van Rommondt menjadi Ketua Jurusan Arsitektur di ITB. Beliau juga pernah menjadi staf ahli bidang Arsitektur Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) dan di saat itupun beliau mengerjakan dan memenangkan sayembara proyek Conference of the New Emerging Forces ( CONEFO ).

Karya awal beliau adalah Cafe Restoran Braga Permai di Bandung yang pernah dinamai Maison Bogerijen berdiri pada tahun 1923. Bentuk awalnya mirip Villa Eropa yang sering ditandai dengan atap curam empat sisi yang disebut atap  mansard. Setelah berganti pemilik, beliau mengubah bangunananya mirip di bangunan di Jerman Barat. Cafe itu sendiri saat zaman dahulu menyediakan makanan ringan dan makan malam sambil menikmati udara segar Bandung. Cafe saat zaman sekarang telah dirombak menunya dengan menu yang lebih banyak dan khas.

Karya besar Beliau yang begitu penting bagi Indonesia adalah Gedung DPR/MPR di Senayan, Jakarta yang mulai dibangun pada tanggal 8 Maret 1965 hingga disahkan pada tanggal 22 Februari 1983 oleh Ir. Soekarno. Gedung yang memiliki ciri khas layaknya tempurung kura kura dengan tinggi 100 m2 dan luas 80.000 m2 (termasuk bangunan lainnnya) dicetuskan oleh Ir. Soekarno dengan menyelenggarakan sayembara CONEFO. CONEFO itu sendiri dimaksudkan sebagai suatu tandingan terhadap PBB melalui Keppres No. 48/1965 dengan menugaskan kepada Soeprajogi sebagai Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga (PUT). Lalu Menteri PUT menerbitkan Peraturan Menteri PUT No. 6/PRT/1965 tentang Komando Pembangunan Proyek CONEFO. Bangunan yang sudah berumur 33 Tahun (Tahun 1983 sampai Tahun 2016) ini sudah melewati banyak masa masa kelam hingga masa masa jaya  dan menjadi saksi sejarah Indonesia dari presiden pertama hingga presiden ketujuh saat ini.
Karya karya penting lainnya yang dibuat beliau antara lain adalah gedung kedubes Perancis di jakarta, Gedung Konsulat Indonesia di Beograd, Gedung KBRI di Kuala Lumpur, dan Stasiun PLTA di Karang Kates, Jawa Timur. Selain itu , beliau turut merancang masterplan tata kota kotamadya Pontianak, Kalbar; masterplan daerah pariwisata Nusa Dua, Bali dan masterplan pengembangan pariwisata Jawa Tengah. Warisannya adalah membawa bentuk arsitektur non-tradisional sebagai inspirasi arsitek-arsitek muda, rancangannya memberikan ruang interaksi sosial tanpa mengorbankan lingkungan sekitar.


 Penutup

+ Kesimpulan
Begitu banyak karya beliau yang sudah diberikan beliau untuk Indonesia. Karya dimana memberikan fungsi penting dan enak dipandang untuk orang orang sekitar. Beliau memberikan warisan karyanya kepada arsitek arsitek muda untuk dipelajari, sebagai inspirasi bentuk rancangan non-tradisional namun dapat memberikan ruang interaksi sosial tanpa mengorbankan lingkungan sekitar. Demikian pembahasan dari makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

+ Sumber Pustaka













0 komentar:

Posting Komentar